Gaya Belajar Vs Gaya Mengajar

Lain lubuk, lain pula ikannya. Lain anak, lain pula gaya belajarnya. Pepatah di atas memang tepat untuk menjelaskan fenomena bahwa tidak semua anak punya gaya belajar yang sama. Meskipun mereka bersekolah di sekolah atau bahkan duduk di kelas yang sama. Kemampuan setiap anak dalam memahami dan menyerap materi pelajaran sudah pasti tidak sama dan berbeda tingkatannya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat. Karenanya, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi dan menyimpannya dalam memori otak mereka.
  Sebagian siswa lebih suka jika belajar dengan cara membaca dari hasil tulisan guru di papan tulis. Tapi, sebagian siswa lain lebih suka menerima materi pelajaran dengan cara guru menyampaikannya secara lisan dan mereka mendengarkan untuk bisa memahaminya. Sementara itu, tidak sedikit siswa yang mempunyai model belajar dengan menempatkan guru tak ubahnya seorang penceramah. Guru diharapkan bercerita panjang lebar tentang beragam teori dengan segudang ilustrasinya, sementara para siswa mendengarkan sambil menggambarkan isi ceramah itu dalam bentuk yang hanya mereka pahami sendiri.
 Apa pun cara yang dipilih, gaya belajar menunjukkan mekanisme setiap individu menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Karenanya, jika guru bisa memahami perbedaan gaya belajar setiap anak dan memberikan materi pelajaran yang sesuai dengan gaya belajarnya akan memberikan hasil yang optimal bagi dirinya.
 Gaya Belajar
Adi W. Gunawan dalam buku Genius Learning Strategy menjelaskan : Gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam melalukan kegiatan berfikir, memproses dan mengerti suatu informasi. Misalnya, jika anda ingin mempelajari tentang suatu tanaman, apakah anda lebih suka nonton video tentang tanaman tersebut, mendengarkan ceramah, membaca buku atau anda langsung di perkebunan atau mengunjungi kebun yang terdapat tanaman tersebut.
 Hasil riset menunjukkan bahwa murid yang belajar dengan menggunakan gaya belajar mereka yang dominan, saat mengerjakan tes akan mencapai nilai yang jauh lebih tinggi dibandingkan bila mereka belajar dengan cara yang tidak sejalan dengan gaya belajar mereka.                                                                                                                                                      
Macam Gaya Belajar
Diperkirakan manusia pada umumnya hanya menggunakan anta 5 % hingga 10 % kapasitas otaknya. Seandainya saja kita dapat membuka 50 % saja dari seluruh kapasitas  otak kita, kita tidak akan lagi memerlukan komputer/kalkulator untuk menyelesaikan soal matematika karena otak kita bekerja lebih cepat dari komputer. Salah satu cara untuk membuka potensi luar biasa yang telah Anda kunci dalam otak Anda adalah dengan menemukan cara Anda memasukkan informasi ke dalam otak. Masuknya informasi ini dicapai melalui gaya belajar Anda sendiri.
    Gaya belajar seseorang anak adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap, lalu mengatur, dan mengolah informasi. Gaya belajar seseorang anak  merupakan modalitas belajarnya yang harus ia temukan dan kembangkan. Gaya belajar tersebut antara lain : Visual, Auditorial, dan Kinestetik.
Karakteristik yang khas gaya belajar visual antara lain rapi dan teratur, berbicara dengan cepat, teliti terhadap detail, mementingkan penampilan, mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar, mengingat dengan asosiasi visual, biasanya tidak terganggu oleh keributan, lebih suka membaca daripada dibacakan, mempunyai masalah untuk mengingat intruksi verbal kecuali jika ditulis, mencoret-ceret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat, sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak, lebih suka seni daripada musik.
Karakteristik yang khas gaya belajar auditorial antara lain berbicara dengan diri sendiri saat bekerja, mudah terganggu oleh keributan, menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca, senang membaca dengan suara keras dan mendengarkan, merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita, berbicara dalam irama yang terpola, lebih suka musik daripada seni, belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat, lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik, lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya.
Karakteristik yang khas gaya belajar kinestetik antara lain berbicara dengan perlahan, menanggapi perhatian fisik, menyentuh orang untuk mendapat perhatian mereka, berdiri dekat ketika berbicara dengan orang, belajar melalui memanipulasi dan praktek, menghafal dengan cara berjalan dan melihat, menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca, banyak menggunakan isyarat tubuh, tidak dapat duduk diam dalam waktu lama, menggunakan kata-kata yang mengandung aksi, kemungkinan tulisannya jelek, ingin melakukan segala sesuatu, menyukai permainan yang menyibukkan.
Menemukan Gaya Belajar Anda
            Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat dijadikan instrumen mengetahui tipe gaya belajar Anda. Pilih satu jawaban untuk setipa kalimat yang paling mewakili cara Anda bereaksi dalam situasi tersebut :
1.  Ketika berbicara, Anda :
a. Berbicara dengan tempo cepat ?     b. Berbicara dengan tempo sedang ?     c. Berbicara dengan tempo lambat ?
2.  Apa yang paling  Anda  ingat :
a. Orang, lingkungan, wajah ?     b. Perkataan, suara, nama ?     c. Kejadian, peristiwa, emosi ?
3.  Apakah Anda menghafal dengan :
a. Menulisnya berulang-ulang ?     b. Mengulangi kata-kata sekeras mungkin ?     c. Menghafalnya sambil berjalan-jalan ?
4.  Apakah Anda terganggu oleh :
a. Benda-benda disekitar Anda ?     b. Suara ?    c. Gerakan ?
5.  Ketika mengeja sebuah kata, apakah Anda :
a. Membayangkan kata itu ?      b. Menyebutkannya dengan keras ?      c. Menuliskannya ?
6.  Apakah Anda lebih suka :
a. Lukisan ?     b. Musik ?     c. Mansa/sport ?
7.  Ketika mengikuti instruksi cara merakit, apakah Anda :
a. Mengikuti diagram ?     b. Lebih senang diberitahu bagaimana melakukannya ?     c. Langsung merakit bagian-bagiannya ?
8.  Apakah Anda lebih suka mengatakan :
a. Kelihatannya bagus ?     b. Kedengarannya bagus ?     c. Rasanya enak ?
9.  Ketika membaca, apakah Anda :
a. Menggerakkan bibir sambil membaca dalam hati ?     b. Lebih suka membaca dengan bersuara ?     c. Mengikuti bacaan Anda dengan jari ?
10.  Ketika ingat pantai, apa yang pertama kali muncul dalam pikiran Anda :
a. Pemandangan laut dan pantai ?     b. Suara ombak dan angin sepoi-sepoi ?     c. Halusnya pasir dan perasaan yang tenang ?
11.  Ketika hendak tidur, apa yang paling penting bagi Anda :
a. Kamar yang gelap ?     b. Kamar yang tenang ?     Ranjang yang nyaman ?
 Hitunglah jawaban Anda dan sesuaikan dengan kategori berikut : pilihan a = Gaya belajar Visual , pilihan b = Gaya belajar Auditorial, pilihan a = Gaya belajar Kinestetik.
Gaya Mengajar
            Setiap guru sudah pasti pernah menjadi siswa. Pertanyaan-pertanyaan berikut sangat tepat bagi kita selaku guru untuk merenung kembali ke masa silam ketika masih duduk di bangku sekolah, dan mari kita ingat kembali situasi kondisi masa sekolah kita dan jawablah pertanyaan berikut ini :
1.Pelajaran apa yang Anda paling suka ? Mengapa ?
2.Pelajaran apa yang Anda paling tidak suka ? Mengapa ?
3.Siapa guru favorit Anda ? Mengapa ?
4.Siapa guru yang Anda paling tidak suka cara mengajarnya ? Mengapa ?
5.Siapakah guru yang Anda paling sukai cara mengajarnya ? Mengapa ?
6.Pernahkah Anda mengalami di mana Anda tidak bisa mengerti apa yang diajarkan oleh guru Anda ? Mengapa ?
7.Pernahkah Anda mengalami, pelajaran yang sama saat dibawakan oleh guru lain, anda sangat senang mengikutinya dan dapat mengerti dengan mudah ? Mengapa ?
 Jika Kita dapat mengingat dengan baik, akan sangat jelas bahwa peran guru dalam membawakan materi pelajaran sangat berpengaruh terhadap siswa. Kita sering mendengar siswa yang tidak tertarik mengikuti pelajaran karena bosan dan mengantuk. Sebenarnya tidak ada pelajaran yang membosankan, yang benar adalah suasana yang membosankan karena guru kurang mampu menyajikan materi dengan menyenangkan, menarik minat dan perhatian siswa serta sesuai dengan tipe gaya belajar siswa.
Memang sulit bagi guru menghadapi keragaman tipe gaya belajar siswa, namun itulah tantangan profesionalisme. Guru tetap dituntut mengelola proses pembelajaran dengan beragam pendekatan, variasi metode dan strategi pembelajaran.
Beberapa pakar pendidikan menyarankan, untuk menghadapi siswa yang memiliki gaya belajar visual, pendekatan yang bisa digunakan agar anak bisa menerima informasi / materi pelajaran secara optimal adalah menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran. Perangkat grafis itu bisa berupa film, slide, gambar ilustrasi, coretan-coretan, kartu bergambar, catatan dan kartu-kartu gambar berseri yang bisa digunakan untuk menjelaskan suatu informasi secara berurutan.
Bagi siswa yang memiliki gaya belajar auditorial, pendekatan yang bisa digunakan adalah menggunakan tape perekam sebagai alat bantu. Alat ini digunakan merekam bacaan atau catatan yang dibacakan atau ceramah pengajar di depan kelas untuk kemudian didengarkan kembali, wawancara atau terlibat dalam kelompok diskusi, mencoba membaca informasi, kemudian diringkas dalam bentuk lisan dan direkam untuk kemudian didengarkan dan dipahami. Langkah terakhir adalah dengan melakukan review secara verbal dengan teman atau pengajar.
Sedangkan untuk siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik, pendekatan yang bisa digunakan adalah belajar berdasarkan atau melalui pengalaman dengan menggunakan berbagai model atau peraga, bekerja di laboratorium atau bermain sambil belajar. Cara lain yang juga bisa digunakan adalah secara tetap membuat jeda di tengah waktu belajar. Tak jarang, orang yang cenderung memiliki karakter Kinestetik juga akan lebih mudah menyerap dan memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau kata untuk belajar mengucapkannya atau memahami fakta. Penggunaan komputer bagi anak yang memiliki karakter kinestetik akan sangat membantu. Karena, dengan komputer ia bisa terlibat aktif dalam melakukan touch (sentuhan), sekaligus menyerap informasi dalam bentuk gambar dan tulisan. Selain itu, agar belajar menjadi efektif dan berarti, anak dengan karakter di atas disarankan untuk menguji memori ingatan dengan cara melihat langsung fakta di lapangan. 

0 komentar:

Posting Komentar